Thursday 28 November 2013

Regionalisasi dan mobil listrik: Fakta atau fiksi belaka?

Krisis ekonomi telah melanggar semua aturan yang dimainkan oleh negara-negara maju di pasar global. Akibatnya, dunia saat ini mengalami proses kembalikan dari globalisasi, yang dinamakan “regionalisasi”. Badan intelijen AS baru-baru ini mengidentifikasi regionalisasi sebagai sebuah ancaman potensial terhadap dominasi AS di pasar global. (http://gt2030.com). Kemunculan pusat keuangan dan industri baru di negara-negara berkembang diharapkan akan menggoyang status quo.



“Kami tidak mengharapkan pertumbuhan global tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu,” ujar Christine Lagarde, Kepala IMF yang menyuarakan keprihatinannya mengenai keadaan ekonomi riil. Meskipun bisnis dan industri berkumpul di negara dunia ketiga, namun penduduk setempat belum merasakan manfaatnya, baik secara finansial maupun dalam bentuk lainnya. “Ada terlalu banyak negara,” kata Lagarde. “Perbaikan dalam pasar keuangan belum diterjemahkan dalam perbaikan ekonomi riil – dan dalam kehidupan rakyat.” (Economic Club, New York, 10 April 2013). 
Kita bisa menunda regionalisasi dengan merangkul terobsoan-terobosan revolusioner dalam bidang sains dan teknologi seperti energi terbarukan berkualitas dan produksi kargo hemat biaya untuk Orbit Bumi rendah (low Earth orbit, LEO). Terobosan-terobosan semacam ini tidak saja menghebohkan dan memicu imaginasi jutaan orang, tapi juga menambahkan nilai riil pada gelembung pasar perbankan dan manufaktur.
Sayangnya, kita tidak mempunyai teknologi ajaib seperti ini yang tersedia sekarang. Tetapi, yang kita miliki adalah melimpahnya ambisi dalam industri otomotif. Banyak perusahaan otomotif AS terpukul keras ketika krisis ekonomi hebat terjadi di tahun 2008 silam. Saat ini mereka mencoba untuk membangkitkan kembali pasar dan memberikan penawaran lagi. Bagaimana caranya? Dengan menggoda publik melalui janji-janji ramah lingkungan, hemat biaya, baterai berkapasitas tinggi. Setiap tahun ada lusinan iklan mengenai berbagai inovasi terbaru dalam teknologi hibrid, atau mobil listrik yang menjanjikan Anda hanya perlu mengisi bahan bakar sekali saja dalam sebulan!
Tetapi, seperti yang telah terjadi dalam beberapa dekade beberapa waktu belakangan ini, “inovasi-inovasi” ini belum siap untuk diproduksi secara masal. Semuanya masih hanya sebatas cara pemasaran – sebuah cara untuk mendapatkan kepercayaan publik terhadap para pembuat mobil lagi setelah pola salah manajemen di waktu lampau sebelum krisis keuangan. Kendaraan listrik tidak akan mendapatkan pangsa pasar apabila hanya menyediakan pilihan baterai yang terbatas dan infrastruktur tempat pengisian baterai yang terbatas pula.
Pasar otomotif telah menjadi jenuh dengan kendaraan hibrid.  Sementara itu, berbagai perusahan mobil menggeser fokus mereka dari desain konsep dan produksi prototipe.  Alih-alih berpikir jangka panjang untuk tetap kompetitif dalam skala global, untuk sementara waktu mereka memilih untuk memuaskan kelemahan publik akan mobil-mobil cross-overs.
Setelah krisis ekonomi, sebagian besar manajer puncak dalam industri otomotif barat menghadapi dilema: mereka dapat mengajukan kebangkrutan, atau hadir kembali dengan trik humas yang mengklaim bahwa mereka telah membuat terobosan baru. Yang terakhir ini akan mengalihkan perhatian para investor dari kebodohan mereka sambil mendapatkan subsidi pemerintah secara bersamaan. Bukan alternatif yang buruk untuk kebangkutan. 
Setelah tahun 2008, para investor dan pembuat kebijakan mulai memantau dari dekat dan melacak potensi gelembung keuangan dalam industri. Kedengarannya mudah, tapi nyatanya sungguh merupakan tugas yang tulis dalam ekonomi riil. Alih daya justru menyulitkan bagi para investor perorangan dan perusahaan untuk dapat menganalisis secara akurat dan memprediksi bagaimana komponen-komponen teknis akan berhasil di pasaran.
Lalu, ke mana semua ini meninggalkan mobil listrik? Apa kita berharap untuk melihat kampanye humas lainnya di TV? Memang, kita diberi tahu tentang terobosan yang mungkin berkaitan dengan generator listrik isotropik polikristalin (SH-box), yang mengubah listrik dari panas lingkungan, menjadi sederet kendaraan bebas emisi. NRGLab PTE Ltd., perusahaan yang berbasis di Singapura, adalah yang pertama mampu menghasilkan energi melalui polikristal dalam sebuah media anisotropik dengan angka termoelektrik layak 0.8 (ZT). Kapasitas listrik yang dihasilkan melampaui konverter termoelektrik berdasarkan nanotube karbon (0.02 ZT).
Mari berharap bahwa terobosan teknologi ini akan menambah nilai RIIL pada ekonomi riil sekali ini.

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 30 April: http://nrglabjohnwish.wordpress.com/2013/04/30/regionalization-the-electric-car-facts-or-fictions/
[ Regionalisasi, mobil listrik, Christine Lagarde, Economic club, Orbit Bumi, krisis ekonomi, sh-box, nrglab pte ltd, nrglab singapura, nrglab ]

No comments:

Post a Comment