Monday 4 November 2013

Ketika Tumpahan Minyak Terjadi Disekitar Pemukiman Penduduk

Anda pikir tumpahan minyak hanya terjadi di tengah-tengah lautan?  Ternyata Anda salah.
Jalur pipa Pegasus meledak di kota pinggiran Mayflower, Arkansas, memuntahkan sekitar 5.000 barel minyak mentah ke jalanan. 60 keluarga terkena dampaknya dan 22 keluarga di antaranya terpaksa harus mengungsi dari rumah mereka. Halaman belakang yang dulunya tempat berkebun dan bermain, sekarang berubah menjadi kolam minyak yang menjijikkan.

Apakah ini merupakan bukti terakhir yang dapat kita toleransi? Hingga kecelakaan ini terjadi, banyak orang melihat bahaya pengangkutan minyak mentah hanya dari sudut pandang ekologi semata.  Kita memikirkan semua gambaran ikan-ikan, burung-burung, anjing laut yang berlumuran minyak, dibersihkan oleh para relawan penyelamat.  Pernahkan kita membayangkan  anak-anak kecil yang ada di sana, bukan hewan?
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Jum’at, ExxonMobil mengklaim bahwa “Selain pemerintah federal, negara bagian, lokal responden, ada sekitar 600 orang bereaksi terhadap kecelakaan tersebut.  Satwa liar yang terkena dampaknya termasuk bebek, kura-kura, seekor berang-berang dan tikus air. Empat belas ekor bebek mati, seekor berang-berang dan dua ekor kura-kura juga ditemukan mati.“
Namun, coba pikirkan tentang semua konsekuensi yang tidak terlihat.  Pasokan air yang tercemar. Panen yang gagal. Penyakit. Kematian dini. Ketika bahan-bahan berbahaya muncul ke permukaan, akan sulit memprediksi akibatnya mengingat begitu banyak rantai ekosistem yang terkait.
Transportasi minyak semakin dekat saja dengan pemukiman penduduk.  Terlalu dekat malah, begitulah menurut dua orang perempuan yang tinggal di dekat pipa yang pecah. Mereka mengajukan tuntutan hukum sebesar 5 juta dolar terhadap ExxonMobil dengan alasan “penyusutan nilai properti secara permanen.”
Salah seorang pengacara yang terlibat dalam kasus tersebut, Phillip Duncan, mengklaim  bahwa melihat kerusakan lingkungan yang langsung terjadi, bagian jalur pipa yang pecah tersebut dalam keadaan “tidak aman”, cacat, dan kurang baik.
ExxonMobil menegaskan bahwa seluruh inspeksi yang mereka lakukan tetap aktual. (Bukankah mereka awalnya juga mengatakan hal yang sama tentang tumpahan minyak BP?) Jalur pipa Pegasus dibuat tahun 1947, sepanjang 858 mil dari Patoka, Illinois hingga Texas Gulf Coast, membentang dari barat laut ke ujung tenggara Arkansas.  Saat ini sedang tidak beroperasi. Untuk mengoperasikan jalur pipa ini lagi, ExxonMobil harus mendapatkan otorisasi tertulis dari pejabat keselamatan jalur pipa federal.
Penyebab tumpahan minyak masih dalam penyelidikan.  Pada saat pemerintah mengidentifikasi pelakunya, mungkin bahaya pengangkutan minyak domestik sudah akan menjadi begitu nyata sehigga para politisi tidak punya pilihan selain mengikuti keinginan publik dan akan mendorong perubahan nyata terhadap infrastruktur energi kita.
NRGLab siap menjadi kekuatan untuk perubahan tersebut. Dengan mengembangkan alternatif hemat biaya dibandingkan cara tradisional produksi minyak, bisa dikatakan mungkin pipa minyak tidak akan diperlukan lagi. NRGLab mempunyai teknologi untuk mengekstrak minyak,  mulai dari batu bara berkalori rendah hingga limbah pertanian –dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang upaya-upaya NRGLab untuk menemukan kembali dan merevitalisasi infrastruktur energi dunia, silakan kunjungi www.nrglab.asia.

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 7 April: http://nrglabjohnwish.wordpress.com/2013/04/07/a-spill-too-close-to-home/
Tumpahan Minyak, Mayflower, Arkansas, ExxonMobil, Illinois hingga Texas Gulf Coast, oil exploded, energi, nrglab sh-box, nrglab asia, industri energi ]

No comments:

Post a Comment