Monday 3 March 2014

PETA BARU POTENSI ENERGI SELURUH DUNIA

NRLab tidak sendirian dalam membantu negara-negara berkembang memperoleh akses ke energi yang dapat diandalkan.  Sebuah program yang ditetapkan oleh Bank Dunia membantu negara-negara berkembang memetakan potensi energi mereka.  Harapannya adalah dengan peta baru ini akan memberikan sebuah rencana  bagi berbagai negara untuk membuat infrastruktur energi terbarukan dan mandiri.  Semoga saja.
Program Bank Dunia ini juga mencakup model-model energi solar dan angin yang sudah kuno guna menyediakan data riil bagi pemerintah di berbagai negara agar mereka dapat memahami potensi sumber daya mereka.  Pakistan melambangkan tantangan energi yang dihadapi oleh negara-negara berkembang.  Meskipun mempunyai sumber daya energi terbarukan yang melimpah, seperti air, limbah bio, surya, dan angin - sepertiga populasi Pakistan hidup tanpa adanya akses ke listrik secara rutin.  Pakistan mempunyai tujuan mulia untuk program-program energi surya dan angin yang saat ini sedang dikembangkan, sedangkan proyek-proyek inovatif seperti yang ditawarkan oleh NRGLab hilang begitu saja.
"Pentingnya pemetaan sumber daya ini tidak dapat dianggap berlebihan," ujar Arif Alauddin, Direktur Pakistans National Energy Conservation Center. "Kekurangan energi di negara ini belum pernah terjadi sebelumnya, biaya akan naik, dan impor minyak bumi memakan sebagian besar penghasilan dari ekspor Pakistan.  Ada kebutuhan untuk beralih ke sumber-sumber energi terbarukan dari dalam negeri."
Meskipun peta-peta tenaga surya dan angin sudah ada selama beberapa tahun belakangan ini, namun peta tersebut gagal mengenali proyek-proyek sektor swasta yang memerlukan dana pembangunan. Jadi pada dasarnya, yang kaya tetap kaya, sedangkan para ilmuwan lain dalam komunitas sains berjuang agar mendapat perhatian.
Karena permasalahan ini jugalah maka Bank Dunia bergabung dengan sembilan negara lain termasuk Pakistan, Indonesia, Lesotho, Madagaskar, Mawadewa, Papua Nugini, Tanzania, dan Zambia membuat peta baru potensi energi terbarukan. Dengan pendanaan dari Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP), peta tersebut akan meliputi tenaga surya, angin, biomassa, dan potensi kecil PLTA.
Pemetaan sumber daya tentu saja merupakan sebuah langkah ke arah yang benar. Namun, apakah itu benar-benar mencakup berbagai peluang energi yang disajikan oleh NRGLab?
Dengan teknik gasifikasi revolusioner yang dimilikinya, NRGLab dapat mengubah semua gas alam, batu bara, sekam padi, dan APG menjadi bahan bakar yang dapat digunakan. Untuk negara-negara berkembang, ini berarti meningkatkan bagian mereka dalam pasar energi global, selain membuat infrastruktur domestik yang berkelanjutan dan mandiri.
"Pemetaan sumber daya adalah sebuah langkah penting dalam menyediakan sumber daya dan kepastian kebijakan yang diperlukan para pengembang komersial untuk meningkatkan investasi dalam bidang energi terbarukan," ungkap Oliver Knight, Senior Energy Specialist at ESMAP. Selain itu, otoritas pemerintah sebaiknya diberi tahu saat menegosiasikan proyek-proyek tertentu, sehingga para donor akan dapat melihat kejelasan data dan kebutuhan kapasitas, serta potensi energi terbarukan dari klien mereka."
NRGLab telah memfokuskan pada tujuan ini sedari awal.  Menyediakan energi alternatif yang hemat biaya dan bersih adalah solusi terhadap krisis energi.  Untuk informasi selengkapnya mengenai kemitraan dengan NRGLab, silakan mengunjungi www.nrglab.asia.
Bersama kita bisa memastikan masa depan yang lebih hijau. Untuk anak-anak kita.  Dan untuk anak-anak mereka.  Berabad-abad kemudian setelah masa kita berakhir.

Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 17.06.13:     http://nrglabjohnwish.wordpress.com/2013/06/17/in-desperate-times-new-map-shows-world-wide-energy-potential/
[ Program bank dunia, NRGLab, Arif Alauddin, National Energy Conservation Center, ESMAP, PLTA, APG ]

No comments:

Post a Comment