Thursday 26 September 2013

Program Ruang Angkasa Direvitalisasi dengan Roket yang Bisa Dipakai Ulang

Ketika para ilmuwan di dunia menyelidiki kemungkinan terjadinya Kiamat masa depan, hal yang dulunya mungkin hanya disangka sebagai sci-fi, sekarang mungkin malah bisa menyematkan kita. Luar angkasa – adalah batas terakhir dan terbesar kita. Ketika atmosfer kita sudah tidak layak untuk ditinggali, atau kita telah mengubur limbah radioaktif ke bumi, maka kita terpaksa mencari tempat hidup baru.  Seperti stasiun ruang angkasa.



Namun, ada hambatan untuk melakukan perjalanan ke angkasa luar. Menurut Elon Musk, CEO SpaceX yang pesawat ruang angkasanya, ‘Dragon’, ditambatkan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional, masa depan “akan tergantung pada kemampuan kita untuk membuat roket-roket yang dapat digunakan ulang.”

Kalau mengikuti model peluncuran ala AS yang memanfaatkan multitahap, pendorong roket sekali pakai, maka transportasi ruang angkasa komersial tidak akan pernah ekonomis. Menurut data NASA biaya rata-rata peluncuran roket adalah $450 juta. Hanya untuk sekali peluncuran! Dan, seperti halnya sebagaian besar tagihan bulanan rumah tangga kebanyakan saat ini, mayoritas $450 itu hanya untuk bahan bakar.  

Musk melanjutkan dengan menegaskan bahwa “setiap moda transportasi yang biasa kita gunakan…semuanya dapat digunakan kembali. Tapi tidak demikian dengan roket. Jika kami tidak dapat membuat roket bisa dipakai ulang, maka biayanya amat tinggi sekali.”

Musk, yang sebelumnya telah terlibat dalam sejumlah proyek teknologi energi  seperti Tesla Motors dan Solar City, memperkirakan bahwa roket yang dapat dipakai ulang dapat menurukan biaya peluncuran hingga 100%. Prototipe SpaceX saat ini, Grasshopper, dapat digunakan untuk mengangkut ke luar angasa, kembali ke bumi, lalu siap untuk kembali ke luar angkasa lagi. 

Minggu ini Musk bertemu dengan anggota Kongres di Texas untuk membahas tentang potensi tempat peluncuran luar angkasa komersial di negara bagian mereka. (Saat ini SpaceX menjalankan milik mereka dari Cape Canaveral Florida dan Vandenberg Air Force Base di pangkalan militer Kalifornia, di mana tentu saja pemerintah tidak keberatan menyewakannya dengan ‘harga wajar’).

Para pengusahan seperti Musk berkibar di era baru eksplorasi angkasa luar independen ini. Sebelumnya, kita harus menjadi seorang astronot terlebih dahulu, dan bertahan selama dalam latihan keras selama bertahun-tahun. Sekarang, Anda hanya perlu mempunyai uang beberapa juta dolar di bank saja untuk bisa terbang ke angkasa luar.

Namun bagaimanapun, agar terbang ke angkasa luar dapat dianggap sebagai pilihan yang realistis, apabila ada kebutuhan untuk eksodus cepat dari planet kita (silakan baca meteor jatuh di Rusia), transportasi masal ruang angkasa bakalan memerlukan energi hemat biaya – dalam jumlah besar.  Meskipun SH-box dari NRGLab masih belum mencapai tahap itu, namun fakta ini memperlihatkan adalah lompatan besar di masa depan. Bahkan, mungkin SH-box akan meniadakan kebutuhan kita semua meninggalkan planet ini bersama-sama.  Mungkin kita justru bisa mengakhiri pemanasan global dan tetap menyebut bumi sebagai rumah kita untuk ratusan tahun mendatang.

Karena kita tidak bisa lari begitu saja dari permasalahan kita.  Karena toh, pada akhirnya masalah itu tetap kita hadapi.  Kita harus berani menghadapi masalah-masalah kita, tidak takut mengakui kesalahan dan membuat perubahan besar. NRGLab siap untuk membantu untuk membuat perubahan di dunia. 

Not anymore. Energi bersih. Hidup di stasiun angkasa luar. Astronot wirausaha. Sci-fi? Tidak lagi.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 9 Maret:http://www.intelligentutility.com/blog/13/03/reusable-rockets-may-revitalize-space-program 

Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Program Ruang Angkasa, Elon Musk, SpaceX, NASA, Tesla Motors, Solar City, Grasshopper, Vandenberg Air Force Base, Cape Canaveral Florida, energi, NRGLAB, sh-box ]

No comments:

Post a Comment