Ketika para ilmuwan di dunia menyelidiki
kemungkinan terjadinya Kiamat masa depan, hal yang dulunya mungkin hanya
disangka sebagai sci-fi, sekarang mungkin malah bisa menyematkan kita. Luar
angkasa – adalah batas terakhir dan terbesar kita. Ketika atmosfer kita sudah
tidak layak untuk ditinggali, atau kita telah mengubur limbah radioaktif ke
bumi, maka kita terpaksa mencari tempat hidup baru. Seperti stasiun ruang angkasa.
Namun, ada hambatan untuk melakukan perjalanan ke
angkasa luar. Menurut Elon Musk, CEO SpaceX yang pesawat ruang angkasanya,
‘Dragon’, ditambatkan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional, masa depan “akan
tergantung pada kemampuan kita untuk membuat roket-roket yang dapat digunakan ulang.”
Kalau mengikuti model peluncuran ala AS yang
memanfaatkan multitahap, pendorong roket sekali pakai, maka transportasi ruang
angkasa komersial tidak akan pernah ekonomis. Menurut data NASA biaya rata-rata
peluncuran roket adalah $450 juta. Hanya untuk sekali peluncuran! Dan, seperti
halnya sebagaian besar tagihan bulanan rumah tangga kebanyakan saat ini,
mayoritas $450 itu hanya untuk bahan bakar.
Musk melanjutkan dengan menegaskan bahwa “setiap
moda transportasi yang biasa kita gunakan…semuanya dapat digunakan kembali.
Tapi tidak demikian dengan roket. Jika kami tidak dapat membuat roket bisa
dipakai ulang, maka biayanya amat tinggi sekali.”
Musk, yang sebelumnya telah terlibat dalam sejumlah
proyek teknologi energi seperti Tesla
Motors dan Solar City, memperkirakan bahwa roket yang dapat dipakai ulang dapat menurukan biaya peluncuran
hingga 100%. Prototipe SpaceX saat ini, Grasshopper, dapat digunakan untuk
mengangkut ke luar angasa, kembali ke bumi, lalu siap untuk kembali ke luar
angkasa lagi.
Minggu ini Musk bertemu dengan anggota Kongres di
Texas untuk membahas tentang potensi tempat peluncuran luar angkasa komersial
di negara bagian mereka. (Saat ini SpaceX menjalankan milik mereka dari Cape Canaveral
Florida dan Vandenberg Air Force Base di pangkalan militer Kalifornia, di mana
tentu saja pemerintah tidak keberatan menyewakannya dengan ‘harga wajar’).
Para pengusahan seperti Musk berkibar di era baru
eksplorasi angkasa luar independen ini. Sebelumnya, kita harus menjadi seorang
astronot terlebih dahulu, dan bertahan selama dalam latihan keras selama
bertahun-tahun. Sekarang, Anda hanya perlu mempunyai uang beberapa juta dolar
di bank saja untuk bisa terbang ke angkasa luar.
Namun bagaimanapun, agar terbang ke angkasa luar
dapat dianggap sebagai pilihan yang realistis, apabila ada kebutuhan untuk
eksodus cepat dari planet kita (silakan baca meteor jatuh di Rusia),
transportasi masal ruang angkasa bakalan memerlukan energi hemat biaya – dalam
jumlah besar. Meskipun SH-box dari
NRGLab masih belum mencapai tahap itu, namun fakta ini memperlihatkan adalah
lompatan besar di masa depan. Bahkan, mungkin SH-box akan meniadakan kebutuhan
kita semua meninggalkan planet ini bersama-sama. Mungkin kita justru bisa mengakhiri pemanasan
global dan tetap menyebut bumi sebagai rumah kita untuk ratusan tahun
mendatang.
Karena kita tidak bisa lari begitu saja dari
permasalahan kita. Karena toh, pada
akhirnya masalah itu tetap kita hadapi.
Kita harus berani menghadapi masalah-masalah kita, tidak takut mengakui
kesalahan dan membuat perubahan besar. NRGLab siap untuk membantu untuk membuat
perubahan di dunia.
Not anymore. Energi bersih. Hidup di stasiun
angkasa luar. Astronot wirausaha. Sci-fi? Tidak lagi.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di
publikasikan tanggal di 9 Maret:http://www.intelligentutility.com/blog/13/03/reusable-rockets-may-revitalize-space-program
[ Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Program Ruang Angkasa, Elon Musk, SpaceX, NASA, Tesla Motors, Solar City, Grasshopper, Vandenberg Air Force Base, Cape Canaveral Florida, energi, NRGLAB, sh-box ]