Dalam sebuah editorial yang baru-baru ini
diterbitkan oleh koran New York Times, penulis Kenneth Hersh dan Grup Presiden
Eurasia, Ian Bremmer menyatakan bahwa revolusi energi di Amerika dapat mengubah
pemikiran dunia untuk menerima energi hijau dan mungkin berhasil mendatangkan
perdamaian dunia.
Mereka menulis, “Memang proses produksinya rumit dan mahal. Apalagi jika pengolahannya
tidak dilakukan dengan hati-hati hal itu dapat menimbulkan risiko terhadap
lingkungan. Namun potensinya
menakjubkan. Hal ini dapat menghasilkan
dimulainya pertumbuhan lapangan kerja dan ekspansi ekonomi yang signifikan.”
Energi akhirnya bisa menjadi milik semua orang
karena semakin banyak negara menemukan cadangan shale (batuan sedimen yang menyimpan gas) dan gas alam. Pasar tidak
lagi dikuasai oleh segilintir pebisnis minyak.
Namun mereka pun harus berkompetisi dalam skala global. Sebagaimana
telah dibuktikan oleh kapitalisme di masa lalu, kompetisi dapat menghasilkan
harga yang lebih baik untuk konsumen.
Swasembada energi juga berarti keamanan
domestik. Misalnya, karena Amerika
Serikat memperbaiki metode produksi dan pemrosesan energi mereka, maka mereka
akan semakin tidak bergantung pada produksi minyak asing.
Hersh dan Bremmer menulis, “Karena Amerika terus bergerak menuju era baru
swasembada energi, maka Washington semakin tidak ingin membahayakan nyawa
banyak prajurit dan menghabiskan miliaran dolar dana hanya untuk memastikan
lancarnya persedian minyak dan gas dari tempat-tempat yang
berbahaya." "Hal ini khususnya
penting bagi Timur Tengah – wilayah
yang selalu memperoleh bantuan keamanan dari Ottoman, kemudian negara-negara
Eropa, dan belakangan dari bangsa Amerika, yang suka atau tidak suka telah
membantu menjaga perdamaian. Tentu Amerika Serikat tidak serta merta langsung
meninggalkan wilayah tersebut, apalagi mengingat perekonomian global masih amat
bergantung pada selat Hormuz dan keamanan Israel masih dalam bahaya. Namun
karena Amerika tak lagi bergantung pada energi yang dihasilkan di Timur Tengah,
maka wajar saja jika keinginan Washington untuk menerima risiko atau beban dari
wilayah tersebut semakin berkurang, atau paling tidak akan lebih sulit mencari
pembenaran dengan keterbatasan dana."
Namun, Hersh dan Bremmer juga mengindikasikan
bahwa Cina akan siap untuk mengisi kekosongan di pasar global dan akan
mengekspor minyak mentah dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini tentu akan membuat negara-negara yang
lebih miskin untuk terus memompakan karbon dioksida ke atmosfer bumi dan krisis
iklim yang sudah di luar kendali pun menjadi lebih parah.
NRGLab telah menghasilkan beberapa teknik yang
efisien untuk mengubah limbah pertanian, gas alam, dan bahkan panas bumi
menjadi energi yang bersih. Kami telah melihat arah perkembangan dunia dewasa
ini, dan kami ingin membantu untuk mengembalikan perkembangan ini ke jalur yang
benar. Berinvestasi pada energi hijau adalah cara yang paling jitu untuk
memastikan keamanan finansial Anda. Pelajari selengkapnya dengan mengunjungi nrglab.asia
Diterjemahkan
dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 22.05.2013:
[ Kenneth Hersh, Grup Presiden Eurasia, Ian Bremmer, energi hijau, ekspansi ekonomi, gas alam, produksi minyak asing, NRGLab ]
No comments:
Post a Comment