Anda pikir tumpahan minyak hanya
terjadi di tengah-tengah lautan? Ternyata Anda salah.
Jalur pipa Pegasus meledak di kota
pinggiran Mayflower, Arkansas, memuntahkan sekitar 5.000 barel minyak mentah ke
jalanan. 60 keluarga terkena dampaknya dan 22 keluarga di antaranya terpaksa
harus mengungsi dari rumah mereka. Halaman belakang yang dulunya tempat
berkebun dan bermain, sekarang berubah menjadi kolam minyak yang menjijikkan.
Apakah ini merupakan bukti terakhir
yang dapat kita toleransi? Hingga kecelakaan ini terjadi, banyak orang melihat
bahaya pengangkutan minyak mentah hanya dari sudut pandang ekologi semata. Kita memikirkan semua gambaran ikan-ikan,
burung-burung, anjing laut yang berlumuran minyak, dibersihkan oleh para
relawan penyelamat. Pernahkan kita
membayangkan anak-anak kecil yang ada di
sana, bukan hewan?
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari
Jum’at, ExxonMobil mengklaim bahwa “Selain pemerintah federal, negara bagian,
lokal responden, ada sekitar 600 orang bereaksi terhadap kecelakaan
tersebut. Satwa liar yang terkena
dampaknya termasuk bebek, kura-kura, seekor berang-berang dan tikus air. Empat
belas ekor bebek mati, seekor berang-berang dan dua ekor kura-kura juga
ditemukan mati.“
Namun, coba pikirkan tentang semua
konsekuensi yang tidak terlihat. Pasokan
air yang tercemar. Panen yang gagal. Penyakit. Kematian dini. Ketika
bahan-bahan berbahaya muncul ke permukaan, akan sulit memprediksi akibatnya
mengingat begitu banyak rantai ekosistem yang terkait.
Transportasi minyak semakin dekat saja
dengan pemukiman penduduk. Terlalu dekat
malah, begitulah menurut dua orang perempuan yang tinggal di dekat pipa yang
pecah. Mereka mengajukan tuntutan hukum sebesar 5 juta dolar terhadap ExxonMobil
dengan alasan “penyusutan nilai properti secara permanen.”
Salah seorang pengacara yang terlibat
dalam kasus tersebut, Phillip Duncan, mengklaim
bahwa melihat kerusakan lingkungan yang langsung terjadi, bagian jalur
pipa yang pecah tersebut dalam keadaan “tidak aman”, cacat, dan kurang baik.
ExxonMobil menegaskan bahwa seluruh
inspeksi yang mereka lakukan tetap aktual. (Bukankah mereka awalnya juga
mengatakan hal yang sama tentang tumpahan minyak BP?) Jalur pipa Pegasus dibuat
tahun 1947, sepanjang 858 mil dari Patoka, Illinois hingga Texas Gulf Coast,
membentang dari barat laut ke ujung tenggara Arkansas. Saat ini sedang tidak beroperasi. Untuk
mengoperasikan jalur pipa ini lagi, ExxonMobil harus mendapatkan otorisasi
tertulis dari pejabat keselamatan jalur pipa federal.
Penyebab tumpahan minyak masih dalam
penyelidikan. Pada saat pemerintah
mengidentifikasi pelakunya, mungkin bahaya pengangkutan minyak domestik sudah
akan menjadi begitu nyata sehigga para politisi tidak punya pilihan selain mengikuti
keinginan publik dan akan mendorong perubahan nyata terhadap infrastruktur
energi kita.
NRGLab siap menjadi kekuatan untuk
perubahan tersebut. Dengan mengembangkan alternatif hemat biaya dibandingkan
cara tradisional produksi minyak, bisa dikatakan mungkin pipa minyak tidak akan
diperlukan lagi. NRGLab mempunyai teknologi untuk mengekstrak minyak, mulai dari batu bara berkalori rendah hingga
limbah pertanian –dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang upaya-upaya
NRGLab untuk menemukan kembali dan merevitalisasi infrastruktur energi dunia,
silakan kunjungi www.nrglab.asia.
Diterjemahkan dari
Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 7 April: http://nrglabjohnwish.wordpress.com/2013/04/07/a-spill-too-close-to-home/
[ Tumpahan Minyak, Mayflower, Arkansas, ExxonMobil, Illinois hingga Texas Gulf Coast, oil exploded, energi, nrglab sh-box, nrglab asia, industri energi ]
No comments:
Post a Comment