Krisis
ekonomi telah melanggar semua aturan yang dimainkan oleh negara-negara maju di
pasar global. Akibatnya, dunia saat ini mengalami proses kembalikan dari
globalisasi, yang dinamakan “regionalisasi”. Badan intelijen AS baru-baru ini
mengidentifikasi regionalisasi sebagai sebuah ancaman potensial terhadap dominasi
AS di pasar global. (http://gt2030.com). Kemunculan pusat keuangan dan industri baru di
negara-negara berkembang diharapkan akan menggoyang status quo.
“Kami tidak
mengharapkan pertumbuhan global tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu,” ujar
Christine Lagarde, Kepala IMF yang menyuarakan keprihatinannya mengenai keadaan
ekonomi riil. Meskipun bisnis dan
industri berkumpul di negara dunia ketiga, namun penduduk setempat belum
merasakan manfaatnya, baik secara finansial maupun dalam bentuk lainnya. “Ada
terlalu banyak negara,” kata Lagarde. “Perbaikan dalam pasar keuangan belum
diterjemahkan dalam perbaikan ekonomi riil – dan dalam kehidupan rakyat.”
(Economic Club, New York, 10 April 2013).
Kita bisa menunda
regionalisasi dengan merangkul terobsoan-terobosan revolusioner dalam bidang
sains dan teknologi seperti energi terbarukan berkualitas dan produksi kargo
hemat biaya untuk Orbit Bumi rendah (low Earth orbit, LEO). Terobosan-terobosan
semacam ini tidak saja menghebohkan dan memicu imaginasi jutaan orang, tapi
juga menambahkan nilai riil pada gelembung pasar perbankan dan manufaktur.
Sayangnya, kita tidak
mempunyai teknologi ajaib seperti ini yang tersedia sekarang. Tetapi, yang kita
miliki adalah melimpahnya ambisi dalam industri otomotif. Banyak perusahaan
otomotif AS terpukul keras ketika krisis ekonomi hebat terjadi di tahun 2008
silam. Saat ini mereka mencoba untuk membangkitkan kembali pasar dan memberikan
penawaran lagi. Bagaimana caranya? Dengan menggoda publik melalui janji-janji
ramah lingkungan, hemat biaya, baterai berkapasitas tinggi. Setiap tahun ada lusinan iklan
mengenai berbagai inovasi terbaru dalam teknologi hibrid, atau mobil listrik
yang menjanjikan Anda hanya perlu mengisi bahan bakar sekali saja dalam
sebulan!
Tetapi, seperti yang
telah terjadi dalam beberapa dekade beberapa waktu belakangan ini,
“inovasi-inovasi” ini belum siap untuk diproduksi secara masal. Semuanya masih
hanya sebatas cara pemasaran – sebuah cara untuk mendapatkan kepercayaan publik
terhadap para pembuat mobil lagi setelah pola salah manajemen di waktu lampau
sebelum krisis keuangan. Kendaraan listrik tidak akan mendapatkan pangsa pasar
apabila hanya menyediakan pilihan baterai yang terbatas dan infrastruktur
tempat pengisian baterai yang terbatas pula.
Pasar otomotif telah
menjadi jenuh dengan kendaraan hibrid.
Sementara itu, berbagai
perusahan mobil menggeser fokus mereka dari desain konsep dan produksi
prototipe. Alih-alih berpikir jangka
panjang untuk tetap kompetitif dalam skala global, untuk sementara waktu mereka
memilih untuk memuaskan kelemahan publik akan mobil-mobil cross-overs.
Setelah krisis ekonomi,
sebagian besar manajer puncak dalam industri otomotif barat menghadapi dilema:
mereka dapat mengajukan kebangkrutan, atau hadir kembali dengan trik humas yang
mengklaim bahwa mereka telah membuat terobosan baru. Yang terakhir ini akan
mengalihkan perhatian para investor dari kebodohan mereka sambil mendapatkan
subsidi pemerintah secara bersamaan. Bukan alternatif yang buruk untuk kebangkutan.
Setelah tahun 2008,
para investor dan pembuat kebijakan mulai memantau dari dekat dan melacak
potensi gelembung keuangan dalam industri. Kedengarannya mudah, tapi nyatanya
sungguh merupakan tugas yang tulis dalam ekonomi riil. Alih daya justru
menyulitkan bagi para investor perorangan dan perusahaan untuk dapat
menganalisis secara akurat dan memprediksi bagaimana komponen-komponen teknis
akan berhasil di pasaran.
Lalu, ke mana semua
ini meninggalkan mobil listrik? Apa kita berharap untuk melihat kampanye humas
lainnya di TV? Memang, kita diberi tahu tentang terobosan yang mungkin
berkaitan dengan generator listrik isotropik polikristalin (SH-box), yang mengubah listrik dari
panas lingkungan, menjadi sederet kendaraan bebas emisi. NRGLab PTE Ltd.,
perusahaan yang berbasis di Singapura, adalah yang pertama mampu menghasilkan
energi melalui polikristal dalam sebuah media anisotropik dengan angka termoelektrik layak 0.8 (ZT). Kapasitas
listrik yang dihasilkan melampaui konverter termoelektrik berdasarkan nanotube karbon
(0.02 ZT).
Mari berharap bahwa
terobosan teknologi ini akan menambah nilai RIIL pada ekonomi riil sekali ini.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal
di 30 April: http://nrglabjohnwish.wordpress.com/2013/04/30/regionalization-the-electric-car-facts-or-fictions/
[ Regionalisasi, mobil listrik, Christine Lagarde, Economic club, Orbit Bumi, krisis ekonomi, sh-box, nrglab pte ltd, nrglab singapura, nrglab ]
No comments:
Post a Comment