Sekarang sudah ada angkanya.
Ilmuwan dari Unversitas Oxford mengatakan hanya dengan kenaikan suhu 1,5°C akan
cukup untuk membawa dunia ke dalam skenario kiamat.
Walaupun para ilmuwan mengklaim
bahwa proses pencairan es seperti ini masih akan berlangsung puluhan tahun
mendatang, namun faktanya tetap: dalam
spektrum miliaran tahun, wilayah hunian manusia akan semakin minim dan kerap mendatangkan
bencana.
Mari bandingkan waktu kita di bumi
dengan stalaktit dan stalagmit yang dipelajari di Siberia. Semua telah
terbentuk selama ratusan ribu tahun dari lapisan es yang mencair dan menetes ke
dalam gua. Melalui zaman es dan berbagai peradaban, masa-masa pemanasan dan
perang, semua telah tumbuh dan menyusut karena pengaruh lingkungan. Para
ilmuwan dapat mengukur setiap stalaktit dan stalagmit seperti seorang penebang
pohon yang dapat menghitung umur pohon – dengan memotong pohonnya. (Tentu saja,
dalam hal ini para ilmuwan menggunakan pengukur waktu radio-karbon, bukan
gergaji.) Selanjutnya, mereka dapat menguji laju pertumbuhan dan peluruhan
stalaktit dan stalakmit tersebut, yang dapat dihubungkan dengan periode
tertentu dalam sejarah.
Para ilmuwan menemukan bahwa
stalaktit Siberia mengalami pertumbuhan pesat selama 400.000 tahun silam,
ketika suhu 1,5°C lebih tinggi dari saat ini. Artinya, temuan ini menunjukkan
bahwa lapisan es akan mencair lagi dengan cepat jika suhu naik ke tingkat yang
sama.
Saat ini, suhu global
diperkirakan 0,6° - 0,7°C lebih tinggi dibanding masa prarevolusi industri.
Anton Vaks, dari Departemen Ilmu
Bumi Universitas Oxford dan salah satu dari kepala ilmuwan Tim Siberia,
mengisyaratkan bahwa temuan mereka bisa berdampak pada infrastruktur energi,
termasuk peletakan pipa gas alam dan operasi pengeboran di waktu mendatang. O
iya, dan satu lagi: hal tersebut dapat mengakibatkan kekacauan di dunia ini.
“Meskipun itu bukanlah fokus utama dari penelitian kami, namun penelitian kami juga
memperlihatkan bahwa jika dunia ini lebih hangat 1,5°C saja – ini sudah cukup
hangat untuk mencairkan lapisan es yang paling dingin – mereka yang berada daerah-daerah
perbatasan akan melihat perubahan yang berarti, Gurun Gobi di Mongolia bisa
menjadi lebih basah daripada saat ini.”
Lautan-lautan baru akan
menenggelamkan gurun-gurun yang ada saat ini. Kota-kota yang berada di garis
pantai bakal terendam air. Kedengarannya seperti dalam film Hollywood, tapi
saya pastikan – ancaman ini sungguh
nyata. Kita perlu mendapat penghargaan atas konsekuensi dan efek domino dari
setiap keputusan yang kita ambil, bahkan yang paling sederhana sekalipun.
Membiarkan air mengalir saat menggosok gigi. Menyalakan lampu berlebih meskipun
Anda bahkan tidak di dalam ruangan tersebut. Hal-hal ini tampaknya sepele,
padahal semua itu menambah masalah pada pemanasan global dan konsumsi energi
secara keseluruhan.
Masalah konsumsi telah dikeluarkan
dari dalam perdebatan, karena demokrasi sering menyetarakan konsumsi dengan
kebebasan pribadi. Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Kita harus mengevaluasi
kembali cara kita memproduksi dan mendistribusikan energi. Lalu bagaimana cara
yang baik untuk memulai ini? SH-box dari NRGLab – sebuah alat yang dirancang
sebagai alternatif energi hemat biaya terhadap sumber bahan bakar penghasil
karbon.
Kitalah yang memutuskan cara kita
hidup di dunia ini. Meskipun hal baik atau buruk masih harus terlihat. Karena
semakin sulit menambahkan saluran pipa
untuk memenuhi kebiasaan kebutuhan konsumsi kita, yang menghangatkan
planet ini, akibatnya harga gas menjadi lebih mahal, sementara orang-orang justru
makin miskin dan lebih stres. Kiamat dunia ini tidak selalu terletak di dasar
samudra. Kadangkala, justru terletak di bawah kaki kita sendiri.
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 23 Februari, http://nrglabjohnwish.wordpress.com/2013/02/23/just-1-5-degrees-away-from-total-meltdown/
[ Unversitas Oxford, Anton Vaks, Departemen Ilmu Bumi Universitas Oxford, nrglab, nrglab ana shell, nrglab asia, nrglab pte ltd, nrglab sh-box, nrglab singapore, nrglab сингапур, ana shell ]
No comments:
Post a Comment